Tuesday, December 22, 2009

Ngegosip..? .. aha...boleh juga coy !

Mempunyai anak adalah sebuah karunia besar. Baik laki-laki maupun perempuan sama saja. Sama asyiknya, sama senangnya, sama serunya dan sama repotnya dalam mengawasi tumbuh kembang mereka. Dan setelah beberapa waktu berlalu anak2 beranjak besar, kemeriahan suasana rumah menjadi semakin semarak dengan celotehan dan ocehan2 mereka. Tapi meski sama-sama suka berceloteh, rupanya anak laki2 lebih sedikit bicara dibanding anak perempuan, bahkan konon laki2 cerewet sekalipun hanya akan mengeluarkan 6000-7000 kata perhari sama dengan jumlah kata yg dikeluarkan oleh wanita pendiam. Kononnya lagi golongan wanita ceriwis bisa mencapai hingga 20.000 kata atau lebih perharinya.Woow...

Nah rumahku termasuk sepi secara mommy adalah satu2nya wanita disana sehingga naluri ngerumpi tidak bisa tersalur dengan baik berhubung tidak ada lawan.
Anak laki-laki kurang suka diajak bergosip, bicara apa adanya tanpa bumbu penyedap dan seperlunya saja.

Simak deh obrolan gaya anak laki2 dengan mommynya....

Mommy: Dek, itu temanmu si Natasha mukanya keliatan BeTe banget kenapa ..
Anak laki-laki: Dia baru putus ....
Mommy : OOoo ... siapa sih pacarnya ?
Anak laki-laki : Ah...sudahlah....
Mommy : :(

Coba ngegosip sama anak perempuan, barangkali akan lebih heboh ya...

Mommy :Dek, itu temanmu si Natasha mukanya keliatan BeTe banget ya..
Anak perempuan : oiya...kasian deh mom dia baru putus, abis cowoknya nyebelin banget sih, nggak ada pengertiannya sama sekali...nggak bosen2nya TePe-TePe (tebar pesona-red)!!
Mommy : OOoo gitu.... siapa sih pacarnya ?
Adek : Itu si Joni yg playboynya minta ampun, huh dasar...kalau gue sih udah dari dulu2 gue kepret tuh si kupret...!!
Mommy : kek..kek..ke.k...:-)

Di Mall.
Mommy : Menurutmu model tas ini bagus nggak dek.
Anak laki2 : Nggak.
Mommy : kalau yg ini dek ? modelnya lebih bagus ya...
Anak laki2 : hmmm.....bagus.

Dengan anak perempuan bakalan lebih seru,
Mommy : Menurutmu model tas ini bagus nggak dek.
Anak perempuan : ah enggak banget mom.., warnanya aja norak modelnya juga nggak cocok buat mommy. Kurang elegan gitcu...
Mommy : kalau yg ini dek ? sepertinya lebih bagus ya...
Anak perempuan : Nah ini lebih oke, lebih trendy, lebih keren, pokoknya perfect deh...
Mommy : manggut... manggut...mikirin harga yg selangit.
Anak perempuan : Aku boleh beli juga kan mom?
Mommy : @8?/!!

Nggak cuma dengan anakku, ngerumpi dengan suamiku pun bagaikan pantun tak berbalas.

aku : "Kangmas..kangmas...artis itu emang kebangetan ya, tega2nya ngerebut suami orang..."
Kangmas : " hhmm..."
Aku : " Kangmas...dengerin dulu toh, menurutmu gimana ..kebangetan ya...."
Kangmas : " Hmm....menurutku pembaca info gosip yg kebangetan. Mau-maunya membahas masalah orang..."
Aku : :- ( *ngeluyur pergi plus malu...*

Sebenarnya sebel juga tidak mendapat tanggapan ketika sedang kepengen ngerumpi. Tapi sepatutnya aku bersyukur dengan keadaan seperti ini. Hikmahnya naluri menggosip tidak terasah dengan baik sehingga lidah menjadi tidak setajam silet !

Bukan gossip kalau digosok nggag makin sip, semakin dibahas bukannya masalah jadi tuntas tetapi malah meranggas sampai di luar batas. Pantas saja kalau kita dilarang berghibah alias membicarakan keburukan orang lain, sebab efeknya memang luar biasa karena yang baik-baik saja bisa jadi memburuik, yang sudah buruk menjadi semakin terpuruk... duh...!

Kalau begitu, lantas bagaimana jika kita ingin melampiaskan kebutuhan pengeluaran 20.000 kata dalam sehari...? nggag mungkin kita berbicara di depan kaca kan ?...
- barangkali ngobrol/diskusi mengenai hal2 yg bermanfaat bisa sedikit mnegobati keinginan buat berceloteh. ( jelas susah banget karena obrolan tidak bermutu lebih asik dan seru)
- Ngomongin orang boleh saja tapi jangan mengenai kejelekannya, jadikan dia sbg inspirasimu....halah, pasti nggak mudah ya secara ngegosip yg negatip memang lebih siip gitu lho....

Kendati tidak mudah menghindari kegiatan menggosip, apa salahnya kalau kita berusaha mencoba ?
Kasiihan juga kalo lidah selalu diasah hingga menjadi setajam silet !

Monday, December 21, 2009

Selamat Hari Ibu, semoga tetap gagah perkasa..!

Kalau ada sesuatu yang akan kusimpan dalam hatiku, itu pasti ibuku ...
Beliau yang senantiasa menyimpan cinta pada putra-putrinya ...
Kalau saja ada sesuatu yang ingin selalu aku sayangi, itu juga pasti ibuku ...
Beliau yg selalu khusu' melafazkan dzikir serta doa untuk kebahagiaan buah hatinya...
Dan kalau saja ada yg harus kucatat sebagai orang yang murah hati serta ringan tangan, sudah bisa dipastikan bahwa dia adalah ibuku...
Karena beliau tidak pernah menghitung-hitung jasa dan pengorbanan yg telah dilakukan kepada generasi penerusnya ..

Kasih ibu memang tiada tara, bahkan akan terbawa sampai anak-anaknya menjadi tua renta.

Berbicara mengenai kasih sayang ibu pasti tidak akan lepas dengan tugas dan tanggung jawabnya. Ah..Peran ibu memang tidak pernah ada matinya ! Semenjak ibu mengandung, melahirkan kemudian menyusui dilanjutkan dengan merawat serta membesarkan anak sungguh merupakan aktivitas dan pengalaman yang sangat unik. Apalagi mengingat tugas parenting sungguh tidak mudah karena pekerjaan ini bukanlah sesuatu yang biasa didelegasikan kepada orang lain.

Dalam menjalani perannya, terkadang ibu sering dihinggapi perasaan bersalah. Ibu bekerja sering dihinggapi perasaan bersalah karena dia merasa kurangnya waktu dalam bercengkerama dengan anak-anak sehingga banyak moment-moment penting berkaitan dengan tumbuh kembang anak menjadi terlewatkan. Karena merasa bersalah maka seluruh keinginan anak tidak pernah ditolak, seterusnya anak berpotensi tumbuh sebagai anak manja. Ah.... ibu merasa bersalah lagi. Kendati begitu ibu rumah tangga pun tidak luput dari perasaan itu, meski bukan permasalahn anak yang menjadi sebab, akan tetapi perasaan bersalah karena tidak adanya kontribusi finansial kepada keluarga terutama jika kehidupan ekonominya pas2an.

Mungkin hampir semua ibu ingin menjadi supermom. Panggilan tugas bagi ibu bekerja merangkap sebagai mentri keuangan rumah tangga, mentri pendidikan anak-anak sampai. kepala urusan rumah tangga membuat tugas ibu semakin bertumpuk. Ekspektasi tinggi untuk dapat menyelesaikan berbagai tugas dengan hasil memuaskan menjadikan stres akrab dengan kehidupan sehari-hari para ibu.

Ah...ibu memang selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak dan keluarganya. Jadi seandainya ibu terdengar lebih cerewet dibanding si ayah, jangan buru-buru diprotes karena niatnya adalah untuk sebuah kebaikan. Kalau ibu terkesan keras kepada anaknya, mungkin itu berkaitan dengan tugasnya sebagai mentri pendidikan rumah tangga, mengingat prestasi anak adalah kebanggaan ibu sebagai upaya mengantar anak menuju gerbang cita-cita. Apalagi masyarakat masih sering menilai bahwa kegagalan anak dicap sebagai kegagalan ibu dalam mendidik anak. Adapun sebaliknya, kesuksesan anak adalah sebagai cerminan 'anak ayah'. HuuHH...that's not fair !!

Tapi tenang saja ibu-ibu ....
Tugas kita tetap mendidik buah hati agar dapat menggapai bulan dan bintang di langit ...
Bagaimanapun beratnya, apapun rintangannya, dimanapun tujuannya ...
Ibu pasti akan mengantar hingga ke tempatnya...
Asalkan anak-anak sungguh-sungguh melakukan apa yang mereka inginkan, bukan melaksanakan apa yg kita inginkan untuk mereka.


Happy mothers day buat segenap ibu-ibu dimanapun berada.
Semoga semua ibu dapat mengisi hari dengan penuh ceria, dengan hati berbunga-bunga serta hidup bahagia serta sejahtera.

Tuesday, December 15, 2009

How lucky you are ....as always..

How lucky you are... as always...
Perkataan itu membuat aku sedikit tergugu, membisu dan sedikit ragu-ragu. Benarkah aku memang seberuntung itu...?
Atau karena dia tidak memperoleh seperti yangg aku rasakan saat ini, sehingga dia berkata seperti itu.

Dalam menjalani kehidupan ini sejatinya orang memang saling 'sawang sinawang' alias saling memperhatikan satu sama lain. Rasanya sangat manusiawi jika kita memandang orang lain 'sepertinya' mempunyai kehidupan lebih baik. Apa yg tidak kita punya biasanya menjadi tolok ukur kenapa orang lain menjadi terlihat lebih. Tapi sayang kita sering tidak adil karena terkadang melupakan sesuatu yg menjadi kelebihan kita adalah sebagai suatu keberuntungan.

Seandainya saya jadi seorang wanita bekerja mungkin suatu saat saya juga akan berfikir bahwa menjadi ibu rumah tangga asik juga, punya banyak waktu untuk diri sendiri serta bisa mengurus plus memperhatikan perkembangan anak dengan seksama. Sebaliknya ibu rumah tanggapun akan berfikiran sama, dengan bekerja tidak hanya materi yg diperoleh tetapi juga kepuasan karena lebih merasa berguna untuk sesama.

Ah..kamu memang kurang bersyukur !
Seringkali hati nurani berkata begitu. Namun semakin sering hati kecil itu menyapa, sesering itu pula logika menyela.

Tidak semua orang bisa memperoleh yang diinginkan, karena itu tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Lagi-lagi nurani berkata, dan lagi-lagi logika mengelak.

Kenapa ya manusia susah untuk bersyukur ?.. Mungkinkah karena yang di bawah ini..?
- Hobi membanding-bandingkan diri sendiri dgn orang lain membuat kadar bersyukur seseorang menjadi terkikis.
" idih...kerja selama bertahun-tahun kk masih gini2 aja sih, pdhal dia anak baru kemaren sore sudah dapat posisi wuenak..."
- Kebiasaan bersaing secara tidak sehat alias iri hati juga bertanggung jawab atas kurang bersyukurnya manusia.
- Atau barangkali karena selalu merasa tidak puas atas apa yang telah diperolehnya.

Ah, andai saja semua orang mudah mengucapkan syukur, tentu tidak akan ada iri dengki, saling mencelakai, atau berlomba memperkaya diri demi memperoleh kepuasan sendiri. Dan duniapun akan sepi dari isu orang2 penting yang beritanya sangat tidak penting.

How lucky you are ....as always...
Duh...kata-kata itu kembali terngiang, tapi kali ini aku benar-benar menyadari bahwa aku memang sungguh orang beruntung.
Terimakasih ya Allah atas segala karunia yang telah Engkau berikan kepadaku. Berilah aku kesempatan untuk selalu bersujud syukur keharibaanMu dalam setiap helaan nafasku. Amien.

Tuesday, December 8, 2009

Kalau mommy tiba-tiba jadi moody.

Repot deh kalau mami jadi moody dan suka uring-uringan. Rumah yang biasanya cerah ceria karena celotehan serta guyonan mami, jadi sepi mamring berubah ke dalam suasana ungu kelabu penuh nada bisu. Wajahnya pun ditekuk 5 setengah lipatan, lebih rapi dari hasil setrikaannya. Masakan pun menjadi lebih asin dari air laut pantai selatan. Walah..walah....Ada apa dengan si mami ?

Menurut para pakar psikologi penyusutan hormon wanita bertanggung jawab atas sensi bin moodynya para mami di kisaran usia 40 - 55 tahun. Karena hal-hal sepele saja bisa membuat mami jadi mengharu biru. Konon persaannya mudah tercabik-cabik karena merasa mulai ditinggalkan, tidak berguna serta merasa tidak dihargai dengan semestinya. Mami mulai sering pusing karena pengaruh hormonal, sedangkan daddy semakin bersemangat karena kariernya sedang moncer. Lebih lagi di kisaran umur tersebut biasanya anak2 juga sudah tumbuh menjadi remaja yang mandiri. Ah..mami menjadi semakin merasa tidak berarti ....

Tapi jangan khawatir mums. Sebenarnya tahap itu bisa dilewati dengan manis dan bahagia tanpa tangis berselimut duka. Kuncinya adalah kerja sama antara mami en daddy. Do'i harus tahu bahwa mami sedang mengalami fase yg tidak diinginkan, tapi apa daya sudah menjadi kodrat setiap wanita. Kalau anak-anak bisa dihandle dengan mulus, si Daddy jangan berbuat aneh-aneh karena akan menimbulkan kecurigaan si mami. Dan reaksinya..?...wusshh....sangat lebay yg membuat daddy jadi pusing tujuh keliling !

Coba deh mengenang masa lalu yang lucu-lucu, dari kisah bermutu sampai obrolan wagu. Ingat2 jaman suka nunggu telepon dari do'i, begitu terdengar ring-ring langsung njenggirat menyambar telepon walau ternyata cuma tukang juwalan klepon. Ingat juga jamannya jalan2 berdua, ahh.. baru kesenggol tangan saja perasaan sudah dag dig dug berbunga-bunga. Atau ingat kalau do'i sedang ngapelin, suara deru motornya yg ngangenin... ethek..ewer...ethek ewerrr...brm...
Lebih top markotop jika mau ber candle light dinner meski kadang kurang berfungsi kalau ternyata banyak lalat disekitarnya, karena kesannya lilin hanya untuk mengusir lalat. Cara lain bisa juga dengan nonton atau jalan-jalan ke luar kota berduaan, jangan lupa bergandengan tangan..aww ....romantis deh. Meski dengan orang yg sama, berpacaran lagi juga tidak akan basi kok....

Hm....sepertinya mudah ya...
Memang mudah kalau kita mau mensinergikan logika dan iman. Berusaha disertai berdoa dengan mengelola emosi beserta segala sensinya, tentu saja disertai dukungan teman beserta keluarga.
Smoga...

Friday, December 4, 2009

macet ? ... nggag perlu stress ....

Sebel dengan kemacetan Jakarta di pagi hari ?....
Yah. kalau dituruti memang bisa menaikkan tekanan darah alias bloedroeg. Dan jujur saja tulisan ini juga hanya untuk menghibur diri agar tidak terlena dengan buaian emosi yg mengajak kita untuk marah-marah dengan situasi monoton yg bernama kemacetan.

Kalau dikabarkan terjadi kemacetan di berbagai ruas jalan Jakarta, pastinya hal ini bukan merupakan berita istimewa secara ditilik namanya saja daerah ibu kota.Nah kalau Jakarta sepi sekali baru luwar biyasa...

Mungkin kemacetan tidak menjadi masalah jika kemacetan dikondisikan sebagai ajang pelatihan kesabaran dan sebagai arena pemanasan sebelum kita melaksanakan aktivitas rutin. Menikmati suara penyiar radio berceloteh disertai iringan musik rancak membuat aliran darah mengalir lebih kencang, mengguncang hasrat agar hari itu dapat berprestasi lebih hebat. Mendengar cuplikan berita terkini pun akan membuat kita merasa lebih up to date, disamping lebih menghemat waktu karena tidak lagi membuka lembaran2 koran maupun ngeklik e-paper ketika sampai di tempat tujuan. Dalam kemacetan terkadang ide-ide kreatif malah bermunculan terutama di saat kita sedang ngepot sana sini untuk mencari antrian terpendek. Eh..iya, bisa fesbukan juga loohh...

Kendati macet sudah sangat menjengkelkan semua orang, menurutku tingkat menyebalkannya masih kalah dengan perilaku pengendara yang kurang demen mentaati peraturan lalu lintas. Padahal sikap ini sangat bertanggung jawab atas kemacetan yang terjadi.

Dalam dua bulan terakhir ini saya agak terkaget-kaget dengan polah tingkah pelaku lalu lintas dalam menyikapi rambu-rambu lalu lintas. Dalam pengamatanku, ketika lampu traffic light menyala kuning, pengendara langsung menginjak gas lebih dalam, dan ngueeeng....wes..ewess..ews..bablas angine.
weleh ... tapi begitu mah sudah biasa , kadang kalo sedang kebelet pun aku juga suka sedikit ngeyel ..he..he.. bandel juga kau !
Nah, kalau lampu hijau menyala kemudian kendaraan melenggang jalan pan sudah biasa, tapi di saat kita berhenti karena warna merah menyala sementara kendaraan di belakang masih saja mengklakson kencang memberikan isyarat agar tetap jalan...wah, luar biasa keterlaluan ! Malah dulu sempat tersugesti dengan membatin, " ooo..ternyata lampu merah boleh jalan yah.."

Lebih ngeri lagi melihat kenekatan orang berkendaraan motor dengan melawan arus yang sudah jelas-jelas di beri rambu one way alias satu arah. Tidak ada rasa takut sama sekali mentang-mentang tidak ada petugas, karena menurut mereka kecelakaan tabrakan tidak lebih mengerikan daripada ditangkap pak polisi.

Argh...Kalau saja kita tidak egois dalam memanfaatkan sarana umum yg bernama jalan raya ini, tentu keamanan dan kenyamana akan bisa dirasakan bersama. Memang sih biang kemacetan disebabkan oleh terlalu banyaknya kendaraan yang beroperasi melaksanakan tugasnya, tapi sopan santun berkendara paling tidak akan meminimalisir ruwetnya kehidupan berlalu lintas.

Thursday, December 3, 2009

Ah...itu kan cuma bo'ong an... !

Akhir-akhir ini cerita tentang kebohongan lancar mengalir bagai bola bergulir di tengah lapangan yg ditonton beribu-ribu pasang mata. Rasa malu pun kini semakin tipis dan sedikit demi sedikit kian terkikis. Kebohongan satu ditutup dengan kebohongan lain dengan menggunakan kata-kata yang dibungkus bahasa melipis, malah menambah rasa pesimis dan membuat hati semakin teriris miris. Benar apa kata bang Ahmad Albar, dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah. Bisa direkayasa sesuai dengan cita rasa agar para pemirsa suka.

Konon berbohong tidak berdosa asal demi kebaikan. Dan sejatinya kita memang sangat suka dibohongi.
Bisa anda bayangkan jika seorang suami mengatakan secara terus terang kepada istrinya yg baru belajar memasak, mengenai rasa hasil masakannya, biar asin pasti tetap dibilang enak.
" mm... enak mam...serasa makan di pinggir laut .."
...* ah ! sebenarnya nyindir tuh*

Terkadang suami juga pura-pura bertanya ....
" kok sotonya endang markondang ...beli di tempat langganan yah.."
" aaahh..masa enak siihh..itu kan masakanku..."... istri memekik girang...
" ah..mosok kamu bisa masak seenak ini...?"
weleh...Istri pun kembang kempis hidungnya...bangga...

Kalau berbohong bisa menjadi sebuah hiburan kenapa tidak ?
Seperti acara reality show di TV yang kini penuh rekayasa, dan kata anakku,
" aahh...itu kan bo'ong an..."
Herannya. aku begitu kepincut dengan acara2 seperti ini. Hmm...Apa karena aku suka dibohongi ya ?

Kalau kita melihat acara live show yang dahsyat, ternyata penontonnya pun adalah penonton bayaran. Artinya mereka bertepuk tangan karena kerja, mereka menari, menyanyi, serta melenggak-lenggok karena piti, dan mereka berteriak sok asik juga kerena tugas.
Jadi mana penonton asli yang datang ke tempat show ? ... ah..penonton asli kan suka susah diatur, sok tidak mau bertepuk tangan dan menari-nari, alias jaim gitu lho....( ini hasil membaca koran mengenai penonton bayaran).
Dan senyatanya, kemeriahan penonton bayaran ini memberikan efek positif kepada para pemain sehingga mereka menjadi lebih giat bersemangat dan pastinya heboh coy !.... Bukankah pemain tanpa penonton ibaratnya seperti tampil di kamar mandi.... ?
Nah, ini pun sebagai bukti bahwa kita suka akan rekayasa, sebagai bumbu penyedap untuk menambah nuansa aroma serta selera, layaknya hiasan strawberry dan coklat yang menempel pada black forest cake .

Kendati demikian akankah kita selalu memelihara kebohongan itu ? ah..enggak lah yaw kalau kebohongan itu tidak menghibur. Lebih baik miara bebek daripada miara kebohongan.

Sayang di sekitar kita masih saja berkeliaran para pembohong. Mungkin mereka tidak sadar sedang berbuat bohong, namun begitu pihak yang dibohongi tidak akan pernah lupa, karena kebohongan itu akan selalu dicatat kemudian disimpan rapi dalam hati. Jadi kalau ingin dipercaya, jangan pernah sekalipun berbohong.Mendingan kita berbicara jujur baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
Smoga...